Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

Untitled

Minggu, 04 April 2010
kalian percaya kepada cinta?
Yeap, I was. Dulu aku selalu memuja cinta, menunggu datangnya dan menyesali kepergiannya, melihatnya disetiap tetesan embun yang jatuh, semilir angin, padang dan rerumputan menegaskan rasa cinta padaku. Cinta itu kuat, ia cepat, lebih dulu menemukan aku daripada aku menemukannya. Ia punya rasa, hati yg kering akan basah kembali oleh keringat usaha mendapatkannya. And she always watching on me, ‘cause she knows the time I falls in love, even when I sat in the darkest places.
Aku kenal dia, looks beautiful for me, she kind, good looking, always makes my heart pumps bloods and push the love pressure to the edge I can stand. Mataku terasa melayang, mengikuti alunan rambutnya yg hitam panjang dan pirang dibawah sinar mentari, suaranya, seharum wanginya. Membuat cinta sekali lagi melihatku jatuh diganggamannya..
-o0o-
Aku cinta padamu, itulah yg selalu kukatakan padanya, disetiap desahnya, juga mengisyaratkan hal yg sama, namun pada akhirnya, itu hanya sebuah isyarat. Kedekatanku padanya dikarenakan aku berhasil merebut hatinya disaat-saat perkenalanku dengan dunia luar, melihatnya pertama kali membuat terucap kata “ur an angel” yg mengalir lancar dari rongga tenggorokan, then she opened the door, let me get in to her heart deeper, I feel like she wanted it too, but anyway I’m a new guy around, I don’t know any about girls. Day after day it grows stronger than before. I likes her, she likes me, I love her, I don’t know how. Cinta membuktikan ia cepat, semua terasa begitu singkat. Kata-katanya, sikapnya, tatapannya walaupun aku belum pernah sekalipun bertemu karena selalu ada dinding besar penghalang yg menggagalkanku setiap ada kesempatan menjadi lebih dekat. Tapi cinta tidak tahu mana yg benar atau salah, ia terlalu cepat bagiku, cepat datang, cepat pergi.
-o0o-
Aku, ingin lagi dekat dengannya, kembali menjalin temali yg putus oleh badai hati, atau putus tergigit cemburu, hilang dihembus angin pengkhianatan, atau malah ia yg melepaskannya, aku tak tahu. Yg aku tahu sekarang ia jauh, tidak lagi ada untukku, hilang dari dekapan, samar, ada tapi tak ada, hadir tapi tak berjejak, dia bilang iya tapi tak bersuara, seperti aku menjalin kasih dengan bayangan. Segenap cintaku retak dan terkikis, ketika seorang pangeran tampan membawa kuda ketampanannya maju kedepan medan tempur. Aku kalah, ia menang, kudanya lebih gagah, mulut manisnya berhasil mengalahkan hati sang ratu yg keras membeku, kembali mencair dan membuka lebar pintu hatinya untuk sang gagah berani. Selintas aku hanya tau apa yg lelakia itu katakan, ia memuji, mendeskripsikan inci demi inci tentang kesempurnaan duniawi juga hati sang puteri, JUST LIKE WHAT I DID TO HER, aku hanya mendengar, bisa melihat, tak mampu bergerak dari penjara cemburu yg sangat mengikat. Aku hancur, dadaku kosong karena hati ku meledak oleh rasa cemburu dan putus asa, karena aku tahu aku hanya terkurung disini, aku tak mampu berbuat lebih banyak bagi sang puteri, karena sebelum si gagah berani mertarung deminya, aku tak sempat membeli kuda yg gagah untuk ku bawa menjemput hati sang puteri.
-o0o-
Akhirnya, cinta kembali membuktikan keberadaanya. Cinta itu bersih, sekelebat aku tatap sang cinta yg sbuk membersihkan cintaku yg hancur tepat dibawh kakiku yg terikat kekecewaan. Tangisanku beku, hanya bisa kutundukkan kepala, berdoa dan bersumpah, aku takkan percaya lagi padanya. Cinta mendongakkan wajahnya, indah dan polos kini menitikkan air mata, seakan setiap tetesnya selalu berkata “aku ingin kau percaya pada cinta”, namun kepalaku dingin, tak lagi berpikir, kubuang mukaku jauh-jauh, seraya terisak, cinta menutup mukanya sambil berlali menghilang dari penjaraku, tinggalkan hatiku, kepalaku, tanagn dan kakiku yg telah kecewa oleh sang puteri, aku tak tahu apakah ia sudah bersatu dengan si gagah, aku tak tahu, yg aku tahu aku sudah kalah. Aku kini hanya bisa menyesali sesuatu yg tidak pernah aku perbuat, menundukkan kepala semakin dalam, nerteriak dalam bisu mengatakan “aku ingin percaya lagi pada cinta”, sementara berharap sang puteri membuka jeruji cenburuku, memelukku untuk mengatakan “aku cinta kamu, aku dan dia hanya teman”. Dibawah hujan, aku masih terikat, disini, menunggu detik-detik cinta datang kepadaku bersama sang puteri

0 komentar to Untitled:

Posting Komentar